MAKALAH PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
PSIKOLOGI MANAJEMEN

Disusun oleh :
Nama : Desba Nurshafitri
NPM : 12513200
Kelas : 3PA11
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah Saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Depok, 19 Desember 2015
Penyusun
Makalah ilmiah ini telah Saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Depok, 19 Desember 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Pada
perusahaan, Sumber Daya Manusia (SDM) sangat di butuhkan untuk berjalannya
suatu perusahaan dan perindustrian. Tanpa adanya SDM, perusahaan tidak dapat
bergerak. SDM juga perlu adanya pengawasan dan pengaturan agar tercapai tujuan
perusahaan. SDM yang handal sangat di butuhkan pada setiap perusahaan untuk
mendapatkan kinerja kerja yang memuaskan.
Untuk
menciptakan SDM yang handal perlu adanya pengontrolan dan pengaturan, maka itu
adanya manajemen SDM dan psikologi SDM untuk menciptakan SDM yang handal yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan industry.
Selain
itu, perlu adanya pengarahan pada SDM agar memiliki etos kerja yang baik. Dan
menjadi tenaga kerja yang professional dan mampu berkembang di dunia kerja.
I.2. Rumusan masalah
- Apa yang dimaksud dengan Psikologi
SDM ?
-
Perbedaan psikologi SDM dan
Manajemen SDM
I.3. Tujuan
- Mengetahui Psikologi SDM
- Dapat membedakan Psikologi SDM dan
Manajemen SDM
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi menurut para ahli
Menurut
Henry Simamora dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Menurut
A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Malayu
S.P. Hasibuan, mengartikan manajemen SDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan
dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya
tujuan organisasi, karyawan dan masyarakat.
Menurut
Edwin B. Flippo, manajemen personalia/SDM adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan atau pegawai, dengan
maksud terwujudnya tujuan organisasi, individu, karyawan dan masyarakat.
Manajemen
SDM adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan para pekerja agar
tercapai tujuan organisasi. Agar tercapai tujuan organisasi, maka diperlukan
evaluasi pekerjaan yang telah dilakukan hal ini bermanfaat untuk mengoreksi
kekeliruan, maka yang diperlukan adalah Psikologi SDM, yang akan membantu
mengorganisasikan para pekerja agar tercapainya tujuan bersama.
2.2. Definisi Psikologi Manajemen
Menurut John
Miner dalam bukunya Industrial-Organizational Psychology (1992), peran
psikologi dalam perusahaan dapat dirumuskan dalam 4 bagian, antara lain:
1. Terlibat dalam proses input yakni melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
2. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas yakni melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan yakni melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapy bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis
4. Terlibat dalam proses output yakni melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
1. Terlibat dalam proses input yakni melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
2. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas yakni melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan yakni melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapy bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis
4. Terlibat dalam proses output yakni melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
Maka.
Psikologi SDM adalah ilmu yang mempelajari perilaku yang merupakan manifestasi
kejiwaan manusia. Berkaitan dengan para pekerja, membantu dalam kegiatan
ketatakerjaan baik evaluasi pekerjaan, perekrutan atau pun masalah yang
menyangkut tenaga kerja di dunia pekerjaan.
2.3. Perbedaan Manajemen SDM dan Psikologi SDM
Manajemen SDM
mengatur perencanaan SDM yang baik bagi perusahaan. Untuk mencapainya tujuan
bersama. Manajemen SDM menyiapkan SDM yang handal agar mampu bersaing dalam
bidang pekerjaan. Manajemen SDM berfungsi untuk bidang perencaanaan, sementara
Psikologi SDM mengatur para pekerja dimulai dari perekrutan dan evaluasi.
Psikologi SDM lebih menekankan hubungan dengan perilaku manusia pada tempat
kerja meliputi kualitas SDM.
Manajemen sumber daya manusia juga
menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan
semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber
daya manusianya.
Psikologi sumber daya manusia memberi
perhatian terhadap semua aspek dari penerapan berbagai perbedaan individu. Di
antara hal-hal lain, para psikolog industry dan organisasi yang berorientasi
pada :
·
Psikologi
sumber daya manusia untuk menemukan adanya potensi individu (kecerdasan, bakat,
minat, karakteristik keprubadian, keahlian dan ketrampilan);
· Kompetensi
yang dibutuhkan oleh jabatan-jabatan tertentu;
·
Bagaimana cara menilai karyawan yang potensial;
·
Bagaimana menemukan tingkat kinerja karyawan;
·
Bagaimana melatih para karyawan untuk memperbaiki kinerja kerja
Selanjutnya, Aamodt (1995) menjelaskan
bahwa psikolog industry dan organisasi dan manajemen sumber daya manusia (human
resource) yang professional termasuk di dalamnya praktik psikologi sumber daya
manusia juga melakukan penelitian pada bidang gerak seperti :
·
Teknik penyeleksi kerja;
·
Analisis tugas;
· Tes
psikologi dan kepribadian bagi karyawan;
·
Evalusasi ataui penilaian kinerja;
·
Absensi dan evaluasi kerja.
Bekerja secara professional dalam ruang
lingkup pemilihan tes yang ada atau kreasi yang baru menyeleksi dan
mempromosikan pekerja. Tes-tes psikologi dan kepribadian tersebut berguna untuk
mengevaluasi secaa konstan demi keamanan bagi kedua-duannya, yaitu keadilan dan
validitas alat tes tersebut.
Untuk dapat melakukan hal-hal tersebut
di atas, psikologi sumber daya manusia menggantungkan diri secara khusus pada
analisis hasil penelitian dan statistic. Suatu survey yang dilakukan oleh
Rassenfoos & Kraut (1988) mendapati bahwa kegiatan yang terbaik dari
peneliti sumber daya manusia adalah :
1) Mengembangkan, mengadministrasikan, dan
mengnalisis hasil survey sikap karyawan;
2)
Menyusun instrument penilaian kinerja;
3)
Memvalidasi alat-alat tes;
4)
Mengembangkan alat tes seleksi karyawan;
5)
Memipin analisis kerja.
Selain itu, psikologi personalia atau
sumber daya manusia (personnel psychology) mempunyai ruang mengantisipasi
seluruh aspek individu dari berbagai aplikasi perbedaan-perbedaan individu yang
meliputi :
1) Ketrampilan dam potensi diri yang
dibutuhkan untuk setiap pekerjaan;
2) Bagaimana menilai pegawai yang potensial
dan menilai tingkat kecakapan kinerjanya;
3)
Bagaimana menyeleksi pegawai;
4)
Bagaimana memotivasi atasan dan bawahan yang mengalami stress kerja;
5) Meningkatkan keputusan kerja dan prestasi
kerja;
6)
Mengatasi frustasi dan konflik dalam organisasi.
Kesemuanya itu bertujuan antara lain
mengembangkan potensi sumber daya manusia, meningkatkan prestasi atau hasil
kerja dan produktifitas kerja.
2.4. Relevansi Ilmu Psikologi dengan Manajemen SDM
Kontribusi
Keduanya Manajemen Sumber Daya Manusia, disingkat MSDM merupakan suatu ilmu
atau cara bagaimana mengatur sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat
digunakan secara maksimal sehingga tujuan (goal) menjadi maksimal. Manajemen
SDM juga merupakan bidang ilmu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan
peranan manusia dalam organisasi. Unsurnya adalah manusia yang merupakan tenaga
kerja pada sebuah lembaga atau organisasi. Dengan demikian fokus yang
dipelajari manajemen sumber daya manusia ini hanyalah masalah-masalah yang berhubungan
dengan tenaga kerja manusia saja.
Manajemen
SDM mempergunakan manusia sebagai kajian materi yang digunakan dalam disiplin
ilmu ini. Manusia merupakan makhluk yang berperilaku sebab perilaku merupakan
manifestasi kejiwaan diri manusia. Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan hal
tersebut yakni psikologi. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
yang merupakan manifestasi kejiwaan manusia. Dengan demikian, kedua disiplin
ilmu yakni Manajemen SDM dan Psikologi memiliki relevansi terkait keduanya
sama-sama mengkaji manusia. Hanya saja, Manajemen SDM mempelajari manusia yang
beraktivitas dalam suatu organisasi atau perusahaan terkait dengan pencapaian
tujuan organisasi atau perusahaan. Selain itu, kajian ilmu psikologi juga akan
memberikan kontribusi terhadap disiplin ilmu Manajemen SDM dalam mempelajari
tingkah laku manusia serta aktivitas di dalam mengelola SDM yang mencakup
fungsi perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan dan pengarahan.
Proses
perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan dan pengarahan sumber daya
manusia merupakan hal yang kompleks sebab manusia mempunyai pikiran, perasaan,
status, keinginan dan latar belakang yang berbeda atau berlainan yang dibawa ke
dalam organisasi. Oleh sebab itu, perlu didukung dengan pengetahuan yang
mengkaji komponen-komponen kejiwaan pada manusia sebagai makhluk yang unik.
Pengetahuan yang dimaksud yakni terdapat dalam kajian ilmu psikologi.
Secara
umum, berbagai teori, metode dan pendekatan Psikologi dapat dimanfaatkan di
berbagai bidang dalam perusahaan. Salah satu hasil riset yang dilakukan
terhadap para manager HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden
menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi memberikan peran penting pada
area-area seperti pengembangan manajemen SDM (rekrutmen, seleksi dan
penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi kerja, moral dan kepuasan
kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai area kontribusi dan yang
lainnya menyebutkan peran penting PIO pada desain struktur organisasi dan
desain pekerjaan.
Hasil
riset tersebut di atas mungkin hanya menggambarkan sebagian besar area di mana
Psikologi dapat berperan. Satu hal yang belum disebutkan di atas misalnya peran
para psikolog dalam menangani individu-individu yang mengalami masalah-masalah
psikologis melalui employees assistant program (EAP) atau pun klinik-klinik
yang dimiliki oleh perusahaan. Penanganan individu yang mengalami masalah
psikologis sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas dan kinerja
perusahaan. Hal tersebut sangatlah wajar mengingat bahwa perusahaan digerakan
oleh individu-individu yang saling berinteraksi di dalamnya.
Menurut John Miner dalam bukunya Industrial-Organizational Psychology (1992), peran psikologi dalam perusahaan dapat dirumuskan dalam 4 bagian, antara lain:
1. Terlibat dalam proses input yakni melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
2. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas yakni melakukan pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan yakni melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapy bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis
4. Terlibat dalam proses output yakni melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
Dari
rumusan John Miner tersebut, dapat ditelaah bahwa psikologi sangat erat
kaitannya dengan Manajemen sumber daya manusia. Hal-hal yang menyangkut
penempatan tenaga kerja, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, pengawasan
kinerja, pemeliharaan, serta evaluasi merupakan komponen-komponen prosedur
dalam Manajemen SDM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa psikologi
memberikan kontribusi dalam berjalannya Manajemen SDM dalam suatu organisasi
atau perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari perilaku yang merupakan manifestasi kejiwaan
manusia. Dengan demikian, kedua disiplin ilmu yakni Manajemen SDM dan Psikologi
memiliki relevansi terkait keduanya sama-sama mengkaji manusia.
Maka antara
Manajemen SDM dan Psikologi SDM memiliki hubungan / relevansi untuk memajukan
suatu organisasi melalui SDM yang handal. Manajemen SDM bertugas untuk membuat
perencanaan, dan Psikologi SDM bertugas untuk menangani perilaku tenaga kerja
secara langsung.
Daftar Pustaka
Fadliyanur. 2008. Manajemen
SDM. (Online). http://fadliyanur.blogspot.com/2008/03/manajemen-sdm.html.
Vivienn. 2009. Pengertian Psikologi Personalia
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/pengertian-psikologi-personalia
http://sarlito.hyperphp.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=27
http://cafepojok.com/forum/showthread.php?t=25128
http://sarlito.hyperphp.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=27
http://cafepojok.com/forum/showthread.php?t=25128