Makalah Psikologi Manajemen
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Disusun Oleh :
Nama : Desba Nurshafitri
Npm : 12513200
Kelas : 3PA11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di
dalam kehidupan seseorang tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi.
Lebih lagi komunikasi dalam organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan
bawahan. Komunikasi yang dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup
organisasi akan memberikan berbagai efektifitas komunikasi itu sendiri.
Komunikasi
dalam organisasi sangat dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai tujuan
yang diinginkan oleh setiap anggota dalam organisasi. Setiap komunikasi dalam
organisasi biasanya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan mencari tahu apa yang
dibutuhkan dalam organisasi serta apa kekurangan dalam organisasi tersebut.
Dari sinilah kita akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dalam
organisasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu definisi komunikasi organisasi?
2. Apa
saja dimensi-dimensi komunikasi organisasi?
3. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi?
4. Apa
saja bentuk komunikasi organisasi?
5. Bagaimana
proses komunikasi?
6. Apa
saja hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas softskill. Adapun
tujuan dari penulisan itu:
1. Untuk
mengetahui definisi komunikasi organisasi
2. Untuk
mengatahui dimensi-dimensi komunikasi organisasi
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi
4. Untuk
mengetahui bentuk komunikasi organisasi
5. Untuk
mengatahui bagaimana proses dari komunikasi organisasi
6. Untuk
mengatahui hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman (sending) dan penerimaan (receiving) berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan
mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi yang masih
kecil, yang anggotanya hanya berjumlah tiga orang atau kurang dari lima, proses
komunikasi yang berlangsung relatif sederhana dan masih bersifat langsung
mengarah ke setiap anggota organisasi. Tetapi organisasi yang anggotanya banyak
misalnya lebih dari seribu orang seperti HMI, GMKI, LEMA, ataupun Partai
politik dan lainnya menjadikan komunikasinya menjadi lebih kompleks.
Komunikasi
organisasi memiliki dua sifat yang tergantung oleh persetujuan yang dimiliki.
Sifat dari komunikasi organisasi pertama ialah formal. Komunikasi organisasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya beriorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Seperti memo, pernyatan, kebijakan, surat surat resmi dan
jumpa pers. Sifat organisasi yang kedua adalah komunikasi organisasi informal.
Anggota organisai yang menggunakan komunikasi organisasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Arah komunikasi tersebut tidak secara
langsung kepada organisasi melainkan kepada anggota individu atau anggota
organisasi tersebut.
Beikut
beberapa definisi komunikasi organisasi menurut pakar komunikasi organisasi:
·
Frank Jefkinse
mengatakan bahwa komunikasi organisasi terdiri atas semua bentuk-bentuk
komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan ke arah dalam, antara sebuah
organisasi dan publiknya karena tujuan dari pencapaian sasaran tertentu
mengenai pemahaman.
·
Pace dan Feules
mengatakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai penunjukan
dan penafsiran suatu pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian
dari suatu organisasi tertentu.
·
Wiryanto mengatakan
bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang di setujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbgai perkerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi.
B.
Dimensi
- Dimensi Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi
Internal
Komunikasi
internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi
yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan
dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa
berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi
bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media
massa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:Komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal.
2. Komunikasi
Eksternal
Komunikasi
eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak
dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang
dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap
sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal
balik:
·
Komunikasi dari
organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat
informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat
kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster;
konferensi pers.
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek
dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
C.
Faktor
Yang Memengarhui Komunikasi Organisasi
1. Pengetahuan
tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Yang dimaksudkan
adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan
mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada
resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga
dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu
jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi.
2. Sikap
Komunikator
Sikap
komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang
mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran
dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3. Pengetahuan
Umum
Demi efektivitas
dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang
luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar
dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai
bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya
mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para
pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati
mereka.
4. Sistem
Sosial
Setiap
komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi,
pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat
mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau
bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5. Sistem
Kebudayaan
Di samping sistem
sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat
mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan
pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga
mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
D.
Bentuk
Komunikasi Organisasi
1. Komunikasi
Vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan
bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya
komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada
pimpinan secara imbale balik.Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan
untuk:
a. Melaksanakan
kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja
bawahan.
b. Menyampaikan
pengaruh doktrinasi, evaluasi, teguran.
c. Memberikan
informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi,
insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan
komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan,
terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang
tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua
hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.
Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:
a. Memberikan
pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan
bantuan, dan keluhan.
b. Memperoleh
informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari
tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan
maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh
pimpinan.
2.
Komunikasi Horizontal
Bentuk
komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi
horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Komunikasi
horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan
kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa
mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian.
Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode,
dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan
memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
3.
Komunikasi Diagonal
Bentuk
komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari
seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang
satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal
digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai
wewenang langsung kepada pihak lain.
E.
Proses
Komunikasi
Proses komunikasi dalam organisasi :
1. Proses
ideasi
Tahap
pertama dalam suatu proses komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses
penciptaan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2. Proses
encoding
Gagasan atau
informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang
untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media
komunikasi yang akan digunakan.
3. Proses
pengiriman
Gagasan atau
pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan
media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat
dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak.
4. Proses
penerimaan
Penerimaan
pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung
pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.
5. Proses
decoding
Pesan-pesan
yang diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara
langsung atau tidak langsung melalui proses berfikir.
6. Proses
tindakan
Respon
komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi
tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain.
F.
Hambatan-Hambatan
dalam Komunikasi Organisasi
1. Hambatan
dari Proses Komunikasi
Hambatan
dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
a. Hambatan
dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
b. Hambatan
media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan
pesan.
c. Hambatan
dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
d. Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan
pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut.
e. Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya
akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang
tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan
Semantik
Faktor
pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan
dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas
atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya
perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun internasional), adanya
istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya
bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.
4. Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan,
sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si
penerima pesan yang hendak disampaikan.
5. Hambatan
Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang,
dll.
Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam
komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang
digunakan. Di samping itu, bahasa-bahasa “non-verbal” yang tidak konsisten,
seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman (sending) dan penerimaan (receiving) berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan
mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasinya. Dalam komunikasi
organisasi dapat dibedakan menjadi komunikasi vertikal, horizontal, dan
diagonal. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhui komunikasi
organisasi diantaranya faktor pengatahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi,
selain itu terdapat hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi organisasi
dikarenakan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya.
SUMBER REFERNSI