Minggu, 27 April 2014

FUNGSI

Fungsi dari A ke B adalah relasi yang memasangkan setiap anggota himpunan A kehanya satu anggota himpunan B
Notasi fungsi f dari A ke B ditulis f : A → B
A disebut domain (daerah asal)
B disebut kodomain (daerah kawan)
Himpunan bagian dari B yang merupakan hasil dari fungsi A ke B disebut range (daerah hasil)
Fungsi juga dapat dinyatakan dengan lambang f : x → y = f(x)
dimana y = f(x) adalah rumus fungsi dengan x sebagai variabel bebas dan y sebagai variabel terikat (tak bebas)
Contoh:
Untuk fungsi yang digambarkan dalam diagram panah di atas:
Domain = Df = {1, 2, 3, 4}
Range = Rf = {2, 4}



Menentukan Daerah Asal Fungsi
Agar suatu fungsi terdefinisi (mempunyai daerah hasil di himpunan bilangan real), maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
1. Fungsi di dalam akar

2. Fungsi pecahan

3. Fungsi dimana penyebutnya adalah fungsi lain dalam bentuk akar

4. Fungsi logaritma

Contoh:
Daerah asal untuk fungsi

adalah:
x2 + 3x – 4 > 0
(x + 4)(x – 1) > 0
Pembuat nol: x = –4 dan x = 1
Jika x = 0 maka hasilnya 02 + 3.0 – 4 = –4 (negatif)
Jadi Df = {x | x < –4 atau x > 1}



Aljabar Fungsi
Jika f : x → f(x) dan g : x → g(x) maka:



(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f – g)(x) = f(x) – g(x)
(f × g)(x) = f(x) × g(x)

Daerah asalnya:
Df+g, Df–g, Df×g = Df ∩ Dg (irisan dari Df dan Dg)
Df/g = Df ∩ Dg dan g(x) ≠ 0




Komposisi fungsi

Notasi:
f komposisi g dapat dinyatakan dengan f o g (dapat juga dibaca ”f bundaran g”)
(f o g)(x) = f(g(x)) (g dimasukkan ke f)



Ilustrasi:
Contoh: f(1) = 2, g(2) = 0, maka (g o f )(1) = g(f(1)) = g(2) = 0



Sifat-Sifat Komposisi Fungsi

1. Tidak bersifat komutatif

(f o g)(x) ≠ (g o f)(x)
2. Asosiatif
(f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)
3. Terdapat fungsi identitas I(x) = x
(f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x)


Contoh 1:

f(x) = 3x + 2
g(x) = 2x + 5
h(x) = x2 – 1
Cari (f o g)(x), (g o f)(x), dan (f o g o h)(x)!
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(2x + 5)
=  3(2x + 5) + 2
= 6x + 15 + 2 = 6x + 17
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(3x + 2)
= 2(3x + 2) + 5
= 6x + 4 + 5 = 6x + 9
(f o g o h)(x) = f(g(h(x))) = f(g(x2 – 1))
= f(2(x2 – 1) + 5)
= f(2x2 – 2 + 5)
= f(2x2 + 3)
= 3(2x2 + 3) + 2
= 6x2 + 9 + 2 = 6x2 + 11
atau dengan menggunakan rumus (f o g)(x) yang sudah diperoleh sebelumnya,
(f o g o h)(x) = (f o g)(h(x)) = (f o g)(x2 – 1)
= 6(x2 – 1) + 17
= 6x2 – 6 + 17
= 6x2 + 11


Contoh 2:

f(x) = 3x + 2
(f o g)(x) = 6x + 17
Cari g(x)!
(f (g(x)) = 6x + 17
3.g(x) + 2 = 6x + 17
3.g(x) = 6x + 17 – 2
3.g(x) = 6x + 15
g(x) = 2x + 5


Contoh 3:

g(x) = 2x + 5
(f o g)(x) = 6x + 17
Cari f(x)!
f(2x + 5) = 6x + 17
misalkan: 2x + 5 = a → 2x = a – 5
f(a) = 3(a – 5) + 17
f(a) = 3a – 15 + 17
f(a) = 3a + 2
f(x) = 3x + 2


Contoh 4:

f(x) = x2 + 2x + 5
(f o g)(x) = 4x2 – 8x + 8
Cari g(x)!
f(g(x)) = 4x2 – 8x + 8
(g(x))2 + 2g(x) + 5 = 4x2 – 8x + 8
Gunakan cara melengkapkan kuadrat sempurna
(g(x) + 1)2 – 1 + 5 = 4x2 – 8x + 8
(g(x) + 1)2 = 4x2 – 8x + 8 – 4
(g(x) + 1)2 = 4x2 – 8x + 4
(g(x) + 1)2 = (2x – 2)2
g(x) + 1 = 2x – 2 atau g(x) + 1 = –(2x – 2)
g(x) = 2x – 3 atau g(x) = –2x + 3
atau
f(g(x)) = 4x2 – 8x + 8
(g(x))2 + 2g(x) + 5 = 4x2 – 8x + 8
Karena pangkat tertinggi di ruas kanan = 2, maka misalkan  g(x) = ax + b
(ax + b)2 + 2(ax + b) + 5 = 4x2 – 8x + 8
a2x2 + 2abx + b2 + 2ax + 2ab + 5 = 4x2 – 8x + 8
a2x2 + (2ab + 2a)x + (b2 + 2ab + 5) = 4x2 – 8x + 8
Samakan koefisien x2 di ruas kiri dan kanan:
a2 = 4 → a = 2 atau a = –2
samakan koefisien x di ruas kiri dan kanan:
untuk a = 2 → 2ab + 2a = –8
4b + 4 = –8
4b = –12 → b = –3
untuk a = –2  → 2ab + 2a = –8
–4b + 4 = –8
–4b = –12 → b = 3
Jadi g(x) = 2x – 3 atau g(x) = –2x + 3




Invers Fungsi
Notasi
Invers dari fungsi f(x) dilambangkan dengan f–1 (x)


Ilustrasi
 
Contoh: Jika f(2) = 1 maka f–1(1) =2
Jika digambar dalam koordinat cartesius, grafik invers fungsi merupakan pencerminan dari grafik fungsinya terhadap garis y = x


Sifat-Sifat Invers Fungsi:



(f–1)–1(x) = f(x)
(f o f–1)(x) = (f–1 o f)(x) = I(x) = x, I = fungsi identitas
(f o g)–1(x) = (g–1 o f–1)(x)
Ingat: (f o g–1)(x) ¹ (f o g)–1(x)



Referensi
http://matematikablogscience.blogspot.com/2012/03/fungsi.html

LOGIKA MATEMATIKA


Sebelum kita masuk ke logika matematika, kita harus tahu dulu definisi logika tersebut yang nantinya sangat berperan dalam pemahaman logika matematika sendiri. Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika mempunyai beberapa manfaat, yaitu :

• Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
• Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
• Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
• Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
• Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta kesesatan.
• Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
• Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )
• Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Setelah kita mengetahui tentang Logika kita akan lebih mudah dalam mempelajari logika matematika. Berikut ini hal-hal yang menyangkut logika matematika.

1. Pernyataan
Yang dimaksud dengan pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah tetapi tidak  sekaligus kedua-duanya (benar dan salah). Dan suatu kalimat bukan pernyataan jika kita tidak dapat menentukan kalimat tersebut benar atau salah atau mengandung pengertian relatif. Terdapat dua jenis pernyataan matematika yaitu pernyataan tertutup dan pernyataan terbuka. Pernyataan tertutup merupakan pernyataan yang nilai kebenarannya sudah pasti sedangkan pernyataan terbuka yaitu pernyataan yang nilai kebenarannya belum pasti. untuk lebih jelasnya perhatikan contoh dibawah ini.
contoh :
6×5 = 30 ( pernyataan tertutup yang benar )
6+5=10 ( pernyataan tertutup yang salah )
gula putih rasanya manis ( pernyataan terbuka )
Jarak jakarta bandung adalah dekat ( bukan pernyataan, karena dekat itu relatif )

2. Ingkaran Pernyataan ( negasi )
Ingkaran merupakan pernyataan yang menyangkal yang diberikan. Ingkaran pernyataan dapat dibentuk dengan menambah ‘Tidak benar bahwa …’ didepan pernyataan yang diingkar dinotasikan ~.
contoh :
pernyataan B              : Sepeda motor beroda dua
negasi pernyataan B : tidak benar sepeda motor beroda dua

3. Pernyataan Majemuk
3.1. Konjungsi
suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘dan’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ p dan q ‘ yang disebut dengn konjungsi nyang dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi pernyataan majemuk konjungsi.
Jika menemukan suatu pernyataan, kita pasangkan saja dengan tabel disamping sehingga kita dapat menemukan bagaimana kalimat majemuk konjungsinya.

3.2. Disjungsi
suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘atau’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ p atau q’ yang disebut dengn disjungsi yang dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi kalimat majemuk disjungsi.
sehingga jika kita menemukan suatu pernyataan dan akan kita jadikan kalimat majemuk disjungsi kita tinggal lihat tabel, cari mana yang cocok maka kita akan menemukan bagaimana bentuk kalimat majemuk disjungsinya.

3.3. Implikasi
suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘jika maka’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ jikap maka q’ yang disebut dengan implikasi dan dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa pernyataan yang digabungkan menjadi kalimat majemuk implikasi.
sehingga jika kita menemukan suatu pernyataan dan akan kita jadikan kalimat majemuk implikasi kita tinggal lihat tabel disamping, cari mana yang cocok maka kita akan menemukan bagaimana bentuk kalimat majemuk implikasinyanya.

3.4. Biimplikasi
suatu pernyataan p dan q dapat digabung dengan kata hubung ‘jika dan hanya jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ p jika dan hanya jika q’ yang disebut dengan biimplikasi. Sehingga jika kita menemukan suatu pernyataan dan akan kita jadikan kalimat majemuk biimplikasi kita tinggal lihat tabel disamping, cari mana yang cocok maka kita akan menemukan bagaimana bentuk kalimat majemuk biimplikasinyanya. Maka kita akan lebih mudah dalam menyelesaikan soal yang nanti akan kita hadapi.

4. Ekuivalensi pernyataan-pernyataan majemuk

Ekuivalensi dari pernyataan-pernyataan majemuk ini sangat penting. Kita harus tahu bentuk negasi dari konjungsi, negasi dari disjungsi dan lain sebagainya dalam menyelesaikan berbagai bentuk pernyataan yang nantinya akan muncul. Jadi kita harus hafal bentuk euivalensi pernyataan-pernyataan majemuk disamping. Maka kita akan lebih mudah dalam menyelesaikan berbagai tipe soal yang nantinya akan kita temui. Alangkah baiknya kita hafal ekuivalensi pernyataan-pernyataan disamping.
 Tidak perlu bingung dan terbebani, kunci dari matematika adalah hafal rumus dan bisa menggunakannya. Jika kita sering latihan soal maka secara otomatis kita akan hafal, dan pastinya kita akan mudah menggunakan rumus tersebut jika diterapkan dalam soal.

5. Konvers, Invers dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi dapat diturunkan pernyataan yang disebut konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut

6. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor merupakan pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas. Ada 2 macam yaitu :

6.1 Kuantor Universal
Dalam pernyataan kuantor universal terdapat ungkapan yang menyatakan semua, setiap. Kuantor universal dilambangkan dengan ∀(dibaca untuk semua atau untuk setiap).
contoh : ∀ x   R, x>0 dibaca untuk setiap x anggota bilangan riil maka berlaku x>0.

6.2 Kuantor Eksistensial
Dalam pernyataan kuantor eksistensial terdapat ungkapan yang menyatakan ada, beberapa, sebagian, terdapat. Kuantor eksistensial dilambangkan dengan ∃ ( dibaca ada, beberapa, terdapat, sebagian )
contoh : ∀ x   R, x+5>1 dibaca terdapat x anggota bilangan riil dimana x+5>1.

7. Ingkaran dari pernyataan berkuantor
Ingkaran dari pernyataan berkuantor universal adalah pernyataan berkuantor eksistensial, begitu juga sebaliknya ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial adalah pernyataan berkuantor universal.
contoh :
p : beberapa siswa SMA rajin belajar
~p : semua siswa SMA tidak rajin belajar

8. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya yang disebut premis. Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada diperoleh pernyataan yang baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada. Penarikan kesimpulan seperti itu sering disebut dengan argumentasi. Suatu argumentasi dikatakan sah Jika premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar. Terdapat 3 metode dalam penarikan kesimpulan, yaitu :

8.1 Modus ponens
premis 1 : p →q
premis 2 : p             ( modus ponens)
__________________
Kesimpulan: q
Arti Modus Ponens adalah “jika diketahui p → q dan p, maka bisa ditarik kesimpulan q“.  sebagai contoh :
premis 1 : Jika bapak datang maka adik akan senang
premis 2 : bapak datang
__________________
Kesimpulan: Adik senang
8.2 Modus Tollens
premis 1 : p →q
premis 2 : ~q             ( modus tollens)
__________________
Kesimpulan: ~p
Modus Tollens berarti “jika diketahu p → q dan ~q, maka bisa ditarik kesimpulan ~p“. sebagai contoh :
premis 1 : Jika hari hujan, maka adik memakai payung
premis 2 : Adik tidak memakai payung
___________________
Kesimpulan : Hari tidak hujan
8.3 Silogisme
premis 1 : p→q
 premis 2 : q → r            ( silogisme)
_________________
Kesimpulan:  p →r
Silogisme berarti “jika diketahu p → q dan q→r, maka bisa ditarik kesimpulan p→r“. sebagai contoh :
Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik.
Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang.
__________________________________________________
Kesimpulan:  Jika harga BBM naik, maka semua orang tidak senang.

Catatan Tambahan:
Hukum de Morgan:
¬(p Λ q) ≡ (¬p V ¬q)
¬(p V q) ≡ (¬p Λ ¬q)
Ekuivalensi implikasi:
(p → q) ≡ (¬p V q)


SUMBER :
http://rumus-matematika.com/logika-matematika/

PROPOSISI


Proposisi adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.

Rumus ketentuannya :
Q +  S  +  K  +  P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
a. Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
b. Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
c. Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).

Contoh :
1. Gedung MPR terletak 500 meter dari jembatan Semanggi.
Jawaban :
1. Cari P (kata bendanya dulu) : Gedung MPR atau Jembatan Semanggi,
2. Pasang K (kopula) yang cocok : adalah
3. Bentuk S (subjek) yang relevan : (lihat contoh)
4. Cari bentuk Q – nya yang sesuai.

Benar :
Sebuah + gedung yang terletak 500 meter dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
Salah
500 meter + dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.

SUMBER :  
http://pramsky.blogspot.com/2008/11/dasar-logika-proposisi-standar_19.html

RELASI


Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunan lain.
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau perkawanan atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke anggota-anggota himpunan B.
Jika diketahui himpunan A = {0, 1, 2, 5}; B = {1, 2, 3, 4, 6}, maka relasi “satu kurangnya dari” himpunan A ke himpunan B dapat disajikan dalam diagram panah, diagram Cartesius, himpunan pasangan berurutan, dan dengan rumus.

Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang memasangkan anggota himpunan A dan anggota himpunan B dengan aturan tertentu.

Kali ini, diperkenalkan 4 cara menyatakan relasi, yaitu:
1. Dengan Himpunan Pasangan Berurutan
2. Dengan Diagram Panah
3. Dengan Diagram Cartesius
4. Dengan Rumus

1. Himpunan Pasangan Berurutan.
Himpunan yang anggotanya semua pasangan berurutan (x,y) dinamakan himpunan pasangan berurutan.

2. Diagram Panah
Langkah-langkah cara menyatakan relasi dengan diagram panah:

  1. Membuat dua lingkaran atau ellips
  2. Untuk meletakkan anggota himpunan A dan anggota himpunan B x=A diletakkan pada lingkaran A dan y=B diletakkan pada lingkaran B
  3. x dan y dihubungkan dengan anak panah
  4. Arah anak panah menunjukkan arah relasi
  5. Anak panah tersebut mewakili aturan relasi


3. Diagram Cartesius
Pada diagram cartesius diperlukan dua salib sumbu yaitu; sumbu mendatar (horisontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang berpotongan tegak lurus.

  1. x=A diletakkan pada sumbu mendatar
  2. y=B diletakkan pada sumbu tegak
  3. Pemasangan (x,y) ditandai dengan sebuah noktah yang koordinatnya ditulis sebagai pasangan berurutan (x,y)
  4. Dengan Rumus f(x) = x + 1, di mana x = {0, 1, 2, 5} dan f(x) = {1, 2, 3, 4, 6}


SUMBER : 
http://akueko.blogspot.com/2010/01/relasi-dan-fungsi.html

Himpunan dan Bilangan


 Himpunan (set)
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
Cara Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
Contoh 1.
-  Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.    
-  Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.          
-  C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
-  R  = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
-  C  = {a, {a}, {{a}} }
-  K  = { {} }                                                                                              
-  Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, …, 100 }  
-  Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.                                                                                
Keanggotaan
xÎ A : x merupakan anggota himpunan A;
xÏ A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
Contoh 2.
Misalkan: A = {1, 2, 3, 4},  R  = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
       K  = {{}}
maka
3    A
5    B
{a, b, c} Î R
          c Ï R        
               {} Î K
              {} Ï R                                                                                              
Contoh 3. Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}}, maka
              a Î P1
          a Ï P2
                   P1 Î P2
          P1 Ï P3
                   P2 Î P3                                                                                            
2. Simbol-simbol Baku
P =  himpunan bilangan bulat positif  =  { 1, 2, 3, … }
N =  himpunan bilangan alami (natural)  =  { 1, 2, … }
Z =  himpunan bilangan bulat  =  { …, -2, -1, 0, 1, 2, … }
Q =  himpunan bilangan rasional
R =  himpunan bilangan riil
C =  himpunan bilangan kompleks
Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.
3.  Notasi Pembentuk Himpunan
Notasi: { x ú syarat yang harus dipenuhi oleh x }  
Contoh 4.
(i)  A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5
       A = { x | x  adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari  5}
 atau
 A  =  { x | x  P, x < 5 }
     yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
(ii)  M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah IF2151}            
4. Diagram Venn
Contoh 5.
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau êAê
Contoh 6.
(i)   B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 },
          atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka ½B½ = 8
(ii)  T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka ½T½ = 5
(iii)  A = {a, {a}, {{a}} }, maka ½A½ = 3                                                                                                                                              
Himpunan Kosong
Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).
Notasi : Æ atau {}
Contoh 7.
(i)   E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii)  P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0            
himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {Æ}
himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {Æ, {Æ}}
{Æ} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.
Himpunan Bagian (Subset)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B.
Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
Notasi: A  Í B
Diagram Venn:
Contoh 8.
(i)  { 1, 2, 3} Í {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3} Í {1, 2, 3}      
(iii) N Z R C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x  ³, y  ³ 0 } dan
       B = { (x, y) | 2x + y < 4,  x  ³ 0 dan y  ³ 0 },  maka B A.                
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A).
(c) Jika A Í B dan B Í C, maka A Í C
A dan A A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan Æ adalah improper subset dari A.
AÍ B berbeda dengan A Ì B
(i)         AÌ B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A ¹ B.
       A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.
 Contoh: {1} dan {2, 3} adalah  proper subset dari {1, 2, 3}
(ii) A Í B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah  himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.
 Himpunan yang Sama
A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A ¹ B.

Notasi : A = B  «  A Í B dan B Í A
Contoh 9.
(i)   Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii)  Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A ¹ B                                              
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C  
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
Himpunan yang Ekivalen
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.
Notasi : A ~ B  «½A½ = ½B½
 Contoh 10.
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab ½A½ = ½B½ = 4              
Himpunan Saling Lepas
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
Notasi : A // B
Diagram Venn:
Contoh 11.
Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, … }, maka A // B.                      
Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.                        
Notasi : P(A) atau 2A
Jika ½A½ = m, maka ½P(A)½ = 2m.
 Contoh 12.
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}                              
Contoh 13.
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P(Æ) = {Æ}, dan himpunan kuasa dari himpunan {Æ} adalah P({Æ}) = {Æ, {Æ}}.                                                                        

Operasi Terhadap Himpunan
a. Irisan (intersection)

Notasi : A Ç B = { x | x Î A dan x Î B }
 Contoh 14.
(i)     Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
  maka A Ç B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = .
 Artinya:  A // B                          
b.  Gabungan (union)
Notasi : A È B = { x | x Î A atau x Î B }
Contoh 15.
(i)  Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A = A                                                                                        
c.  Komplemen (complement)
Notasi :  = { x | x Î U, x Ï A }
Contoh 16.
Misalkan U = { 1, 2, 3, …, 9 },
(i)              jika A = {1, 3, 7, 9}, maka  = {2, 4, 6, 8}
(ii)            jika A = { x | x/2 P, x < 9 }, maka = { 1, 3, 5, 7, 9 }                            
Contoh 17.  Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
(i)    “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” à (E Ç A) È (E Ç B) atau E Ç (A È B)
(ii)   “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta” à A Ç C Ç D
(iii)  “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta” à                                  
d. Selisih (difference)
Notasi : A – B = { x | x Î A dan x Ï B } =  A Ç
Contoh 18.
(i)   Jika A = { 1, 2, 3, …, 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A =
(ii)  {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
e.  Beda Setangkup (Symmetric Difference)
Notasi: A Å B = (A È B) – (A Ç B) = (A – B) È (B – A)
Contoh 19.
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }
Contoh 20.  Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
(i)     “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P Ç Q
(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P Å Q
(iii)   “Ssemua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P È Q)              
TEOREMA 2.  Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
          (a) A Å B = B Å A                                   (hukum komutatif)
          (b) (A Å B ) Å C = A Å (B Å C )           (hukum asosiatif)
f.  Perkalian Kartesian (cartesian product)
Notasi: A ´ B = {(a, b) ½ a Î A dan b Î B }
Contoh 20.
(i)   Misalkan C = { 1, 2, 3 },  dan D = { a, b }, maka
      C ´ D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii)  Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
 A ´ B = himpunan semua titik di bidang datar
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: ½A´ B½ = ½A½ . ½B½.
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) ¹ (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A ´ B ¹ B ´ A  dengan syarat A atau B tidak kosong.
Pada Contoh 20 (i) di atas, D ´ C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } ¹ C ´ D.
4. Jika A = Æ atau B = Æ, maka A ´ B = B ´ A =  Æ

Contoh 21.  Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas?
Jawab:
½A´ B½ = ½A½×½B½ = 4 × 3 = 12 kombinasi dan minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.                                                                        
Contoh 21. Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P(Æ)          (b) Æ´ P(Æ)      (c) {Æ}´ P(Æ)    (d) P(P({3}))    
Penyelesaian:
(a)P(Æ) = {Æ}
(b)    Æ´ P(Æ) = Æ   (ket: jika A = Æ atau B = Æ maka A ´ B = Æ)
(c){Æ}´ P(Æ) = {Æ}´ {Æ} = {(Æ,Æ))
(d)   P(P({3})) = P({ Æ,  {3} }) = {Æ, {Æ}, {{3}}, {Æ, {3}} }                                                        
Perampatan Operasi Himpunan
Contoh 22.

(i) A(B1B2  … Bn) = (A B1) (A B2) … (A Bn)

(ii) Misalkan A = {1, 2},   B = {a, b}, dan C = {a, b}, maka
A´ B ´ C = {(1, a, a), (1, a, b), (1, b, a), (1, b, b), (2, a, a), (2, a, b), (2, b, a), (2, b, b) }

Hukum-hukum Himpunan
1. Hukum identitas:
   A = A
   A U = A
  2. Hukum null/dominasi:
   A =
   A U = U

3. Hukum komplemen:
   A  = U
   A  = 4. Hukum idempoten:
   A A = A
   A A = A

5. Hukum involusi:
   = A
  6. Hukum penyerapan (absorpsi):
   A (A B) = A
   A (A B) = A
7. Hukum komutatif:
   A B = B A
   A B = B A
  8. Hukum asosiatif:
   A (B C) = (A B) C
   A (B C) = (A B) C

9. Hukum distributif:
   A (B C) = (A B) (A C)
   A (B C) = (A B) (A C)
  1. Hukum De Morgan:
    =
    =
1. Hukum 0/1
    = U
    = Æ

Prinsip Dualitas
Prinsip dualitas: dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.
Contoh: AS à kemudi mobil di kiri depan
          Inggris (juga Indonesia) à kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
-   mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,      
-         pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
-         bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) di Inggris,
-         mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
-         pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
-         bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
Prinsip dualitas:
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Inggris.
(Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti , , dan komplemen. Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti  ®,  ®,  ® U, U ®, sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.
1. Hukum identitas:
   A = A
  Dualnya:
A U  = A
2. Hukum null/dominasi:
   A =
  Dualnya:
A U = U

3. Hukum komplemen:
    A  = U
  Dualnya:
A =

4. Hukum idempoten:
    A A = A
  Dualnya:
A A = A

5. Hukum penyerapan:
    A (A B) = A
  Dualnya:
       A (A B) = A
6. Hukum komutatif:
    A B = B A    
  Dualnya:
       A B = B A
7. Hukum asosiatif:
 A (B C) = (A B) C
  Dualnya:
 A (B C) = (A B) C

8. Hukum distributif:
A (B C)=(A B) (A C)
  Dualnya:
 A (B C) = (A B) (A C)
9. Hukum De Morgan:
     =
    Dualnya:
        =
1. Hukum 0/1
    = U
    Dualnya:
        = Æ

Contoh 23. Dual dari (A B) (A ) = A adalah
        (A B) (A ) = A
Prinsip Inklusi-Eksklusi
Untuk dua himpunan A dan B:
                                ½AÈ B½ = ½A½ + ½B½ – ½AÇ B½                                                                                    
            ½AÅ B½ = ½A½ +½B½ – 2½AÇ B½                                                        
Contoh 24.  Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?
Penyelesaian:
   A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,
   B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,
   A Ç B =  himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK – Kelipatan Persekutuan Terkecil – dari 3 dan 5, yaitu 15),

yang ditanyakan adalah ½AÈ B½.

½A½ = ë100/3û  = 33,
½B½ = ë100/5û  = 20,
½AÇ B½ = ë100/15û  = 6

          ½AÈ B½ = ½A½ + ½B½ –  ½AÇ B½ = 33 + 20 – 6 = 47
Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.                                                              
Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku

½AÈ B È C½ = ½A½ + ½B½ + ½C½ –  ½AÇ B½ –
      ½AÇ C½ –  ½BÇ C½ + ½AÇ B Ç C½  
Untuk himpunan A1, A2, …, Ar, berlaku                          
½A1È A2 È … È Ar½ = ½Ai½ – ½AiÇ Aj½ +
½AiÇ Aj Ç Ak½ + … +  
 (-1)r-1 ½A1Ç A2 Ç … Ç Ar½
Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2, … dari A sedemikian sehingga:
(a)             A1È A2 È … = A, dan
(b)            AiÇ Aj = Æ untuk i ¹ j
Contoh 25. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.
Himpunan Ganda
Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan ganda (multiset).
Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.
Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda.  Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4.
Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.
Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua berbeda.
Operasi Antara Dua Buah Multiset:
Misalkan P dan Q adalah multiset:

1. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
     Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
 P Q = { a, a, a, b,  c, c, d, d }


2. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
     Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c }
 P Q = { a, a, c }
3. P – Q adalah suatu  multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan:
   multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q, jika selisihnya positif
        0, jika selisihnya nol atau negatif.
     Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = {  a, a, b, b, b, c,
                   c, d, d, f } maka P – Q  = { a, e }
4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q.
     Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
                  P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan
Pernyataan himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan.
Pernyataan dapat berupa:
1. Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan “A Ç (B È C) = (A Ç B) È (A Ç C)”
2. Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa “Jika A Ç B = Æ dan A Í (B È C) maka selalu berlaku bahwa A Í C”.
1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn
Contoh 26. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan A Ç (B È C) = (A Ç B) È (A Ç C) dengan diagram Venn.
Bukti:
AÇ (B È C)                             (A Ç B) È (A Ç C)  
Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama.
Terbukti bahwa A Ç (B È C) = (A Ç B) È (A Ç C).
Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya.
Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn  tidak dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal.
2. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan
Contoh 27. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A Ç (B È C) = (A Ç B) È (A Ç C).
Bukti:
A B C BÈ C AÇ (B È C) AÇ B AÇ C (A Ç B) È (A Ç C)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Karena kolom A Ç (B È C) dan kolom (A Ç B) È (A Ç C) sama, maka A Ç (B È C) = (A Ç B) È (A Ç C).
3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan.
Contoh 28. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa (A Ç B) È (A Ç ) = A
Bukti:
(A Ç B) È (A Ç )  = A Ç (B È )       (Hukum distributif)
                        = A Ç U                   (Hukum komplemen)
                        = A                           (Hukum identitas)                                                
             
Contoh 29.  Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A È (B – A) = A È B
Bukti:
          A È (B – A)  = A È (B Ç )(Definisi operasi selisih)
                          = (A È B) Ç (A È )     (Hukum distributif)
                          = (A È B) Ç U                (Hukum komplemen)
                          = A È B                           (Hukum identitas)                      

Contoh 30.  Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, bahwa
         (i)  A È ( Ç B) = A È B    dan
(ii)  A Ç ( È B) = A Ç B
Bukti:
(i)      A È ( Ç B)  = ( A È ) Ç (A Ç B)      (H. distributif)
                                  =  U Ç  (A Ç B)                (H. komplemen)
                                  =  A È B                            (H. identitas)                
(ii)    adalah dual dari (i)
AÇ ( È B)  = (A Ç ) È  (A Ç B)      (H. distributif)
                                  = Æ  È  (A Ç B)                (H. komplemen)
                                 =  A Ç B                    (H. identitas)                

       
4. Pembuktian dengan menggunakan definisi
Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian (Í atau Ì).
Contoh 31.  Misalkan A dan B himpunan. Jika A Ç B = Æ dan A Í (B È C) maka A Í C. Buktikan!
Bukti:
(i)    Dari definisi himpunan bagian, P Í Q jika dan hanya jika setiap x Î P juga Î Q. Misalkan x Î A. Karena A Í (B È C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga Î (B È C).
Dari definisi operasi gabungan (È), x Î (B È C) berarti x Î B atau x Î C.
(ii) Karena x Î A dan A Ç B = Æ, maka x Ï B
Dari (i) dan (ii), x Î C harus benar. Karena “x Î A juga berlaku x Î C, maka dapat disimpulkan A Í C .
Tipe Set dalam Bahasa Pascal
Bahasa Pascal menyediakan tipe data khusus untuk himpunan, yang bernama set. Tipe set menyatakan himpunan kuasa dari tipe ordinal (integer, character).
    Contoh:
type
       HurufBesar = ‘A’..‘Z’;  { enumerasi }
       Huruf = set of HurufBesar;
    var
       HurufKu : Huruf;
Nilai untuk peubah HurufKu dapat diisi dengan pernyataan berikut:
    HurufKu:=[‘A’, ‘C’, ‘D’];
    HurufKu:=[‘M’];
    HurufKu:=[];         { himpunan kosong }
Operasi yang dapat dilakukan pada tipe himpunan adalah operasi gabungan, irisan, dan selisih seperti pada contoh berikut:
 {gabungan}
          HurufKu:=[‘A’, ‘C’, ‘D’] + [‘C’, ‘D’, ‘E’];
{irisan}
    HurufKu:=[‘A’, ‘C’, ‘D’] * [‘C’, ‘D’, ‘E’];
{selisih}
HurufKu:=[‘A’, ‘C’, ‘D’] – [‘C’, ‘D’, ‘E’];
Uji keanggotaan sebuah elemen di dalam himpunan dilakukan dengan menggunakan opeator in seperti contoh berikut:
          if ‘A’ in HurufKu then    …
Di dalam kakas pemrograman Delphi, set sering digunakan untuk mengindikasikan flag. Misalnya himpunan icon untuk window:
type
       TBorderIcon=(biSystemMenu, biMinimize,
       biMaximaze);
       Huruf = set of TBoderIcon;


Sumber :
kur2003.if.itb.ac.id/file/Himpunan.doc

EKOLOGI dan Dampak Perkembangan IPTEK Terhadap Kehidupan Manusia


Ekologi disebut juga ilmu lingkungan adalah merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang  mempelajari jasad hidup maupun jasad yang tak hidup. Ilmu ini merupakan perpaduan antara berbagai cabang ilmu diantaranya adalah sosiologi, ilmu kesehatan, geografi, fisika, kimia, biologi, dan sebagainya. Tekanan pembahasan ilmu lingkungan antara lain pada masalah energi, materi, ruang, waktu, dan keanekaragaman. Pembahasan ilmu lingkungan melibatkan integrasi semua ilmu, yang pada dasarnya ditujukan pada upaya untuk mengkaji tentang jasad hidup dengan lingkungannya. Fokus kajiannya membahas kecermatan pemindahan energi dalam berbagai sistem dan dampaknya. Semua yang ada dimuka bumi ini tidak peduli apakah makhluk hidup maupun tak dihidup yang selalu berinteraksi. Interaksi tersebut akan berimplikasi pada proses yang melibatkan pemindahan energi.

Disini jasad hidup dapat dianggap sebagai materi, yakni tempat dimana dapat terjadi aliran energi. Dalam ilmu lingkungan kajian waktu berkaitan dengan bagaimana suatu proses dapat mencapai suatu ambang batas tertentu. Untuk mencapai ambang batas tertentu diperlukan waktu yang cukup untuk mencapainya. Rangkaian keanekaragaman yang tak terputus-putus pada sifat morfologi dan genetika dapat menentukan dinamika interaksi antar organisme hidup, populasi dan komunitas dimuka bumi ini.

Manusia sebagai bagian fungsional dalam lingkungannya, berperan aktif sebagai manipulator lingkungan dan upaya-upaya perbaikan lingkungan. Upaya perbaikan llingkungan ini dikhususkan tentang bagaimana kehidupan didunia ini memperoleh air bersih, udara bersih yang cukup oksigen dan proses-proses lain yang berkaitan dengan peredaran makanan dan energi. Oksigen sebagai unsur utama dalam kehidupan akan berperan dalam transfer energi.


A.   Dampak IPTEK terhadap kebutuhan pokok

1. Pangan
a.Positif
Kini IPTEK telah mampu menyumbangkan hal positif berhubungan dengan pemenuhan pangan, contohnya antara lain :

1) Produksi ikan dan daging secara modern
Untuk memperoleh produksi ikan yang dapat dipasarkan, orang mempergunakan keramba di sungai atau di danau. Untuk menghindari pembusukan dijalankan teknologi penjemuran di panas matahari sehingga diperoleh ikan kering, atau diberi garam sehingga diperoleh ikan asin.
Teknologi modern mempergunakan kaleng sebagai sarana pengawetannya selalu tahan lama dan baunya tidak mengganggu lingkungan. Teknologi Selain itu di Jepang penangkapan ikan kini telah berkembang secara modern yaitu dengan alat ultrasonik yang dapat menarik ikan–ikan yang ada didalam laut sehingga nelayan tidak perlu susah payah menangkap ikan dengan jaring dan alat pancing lainnya. Namun di Indonesia kini terdapat sebagian nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak.

2) Produksi sayuran secara modern
Sayuran dan buah-buahan merupakan pelengkap kebutuhan makanan. Agar produktifitasnya dapat lebih tinggi, maka untuk kesuburan tanaman diberi pupuk
Tanaman bahan makanan mudah terganggu penyakit, sehingga diperlukan usaha meningkatkan hasil pertanian sekaligus dapat menghindarkan tanaman dari penyakit. Caranya dengan mempergunakan teknologi pertanian, terutama dengan mempergunakan varietas unggul . Cara yang demikian disebut sebagai revolusi hijau (green revolution). Selain benih unggul, perlu ditunjang oleh teknologi penggarapan tanah, pemeliharaan dan pengolahan.

b. Negatif
1) Penangkapan ikan dengan bahan peledak dapat merusak kelestarian hidup ikan dan terumbu karang lainnya.
2) Banyaknya pembangunan menyebabkan berkurangnya lahan hijau sehingga lahan yang seharusnya dipergunakan untuk menanam tumbuhan telah didirikan diatasnya gedung–gedung.

2. Sandang
a. Positif
Sandang atau pakaian sekarang bukan lagi sekedar melindungi tubuh terhadap gangguan cuaca, melainkan sudah meningkat sebagai lambang status sosial, lebih-lebih sebagai barang dagangan. Kini bahan pakaian dihasilkan melalui proses kimiawi poliester hingga menghasilkan bahan yang baik dan enak untuk dipakai. Selain itu model–model pakaian saat ini pun telah beragam, manusia semakin pandai mendesign pakaian–pakaian hingga muncul banyak designer–designer canggih.

b. Negatif
Dampak negatif dari segala penemuan IPA dan Teknologi sehubungan dengan polimer sintetis yaitu bahan–bahan berupa polimer sintesis yang dalam sehari–hari menimbulkan kerugian. Bahan tersebut tidak dapat dihancurkan oleh bakteri pembusuk.

B.   Dampak IPTEK terhadap industri

a. Positif

  1. Terjadinya Industrialisasi
  2. Produktifitas Dunia Industri Semakin Meningkat
  3. Persaingan dalam dunia kerja akan menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan
  4. pengetahuan yang dimiliki


b. Negatif

  1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
  2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
  3. Adanya limbah industri yang mengganggu kehidupan masyarakat antara lain mencemari sungai, mengakibatkan polusi udara dan sebagainya.

C.   Dampak IPTEK terhadap Sumber Daya Alam

1. Positif
a. Tanah
Dengan IPTEK kini pertanian telah menggunakan teknologi modern, contoh yang ada di Indonesia antara lain penggunaan traktor sebagai alat pembajak sawah yang di zaman dahulu belum ada dan masih menggunakan kerbau yang membajak sawah atau lahan mereka.

b. Air
Secara alami, manusia dapat memperoleh air dari mata air, sungai, dan danau yang merupakan air permukaan umum. Dengan pengalaman dan kecerdasannya, manusia membuat sumur dekat dengan tempat tinggalnya, mula-mula dengan membuat lubang di mana air bawah tanah tertampung, kemudian membuat sumur yang mempergunakan pompa tangan yang kerjanya mekanis, sekarang dengan pompa listrik yang memanfaatkan energi listrik, sehingga tenaga manusia tidak dipakai. Pompa tangan atau pompa listrik dengan kekuatan kecil makin dikalahkan oleh jet pump, pompa listrik dengan kekuatan tinggi, sehingga daya serapnya kecil.

c. Udara
Udara merupakan kebutuhan lain untuk makhluk hidup terdapat di atmosfer. Komposisi gas dalam udara terutama terdiri dari oksigen sekitar 20%, karbon dioksida 0,03%, air yang bergantung pada daerahnya. Komponen-komponen tersebut merupakan bahan baku bagi kehidupan organisme. Dalam dunia kedokteran pun udara sangat penting untuk mengisi tabung oksigen yang digunakan untuk membantu pernapasan pasien.

d. Bahan Tambang
Bahan tambang merupakan salah satu komoditi kekayaan suatu negara dan pemanfaatan yang dilakukan secara maksimal tentu akan menghasilkan hasil yang maksimal. Dalam rangka pemanfaatan Sumber Daya Alam banyak negara–negara di dunia yang telah menciptakan alat–alat canggih. Di Indonesia telah banyak bahan tambang antara lain minyak bumi, batu bara, timah, emas, dll. Dengan adanya bahan tambang yang dimiliki oleh suatu Negara, akan banyak juga perindustrian yang mengelolanya.

e. Tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan maupun binatang yang ada di bumi ini jika dimanfaatkan sebaik-baiknya, ditingkatkan nilainya akan menghasilkan manfaat yang lebih besar dan hal itu dapat dicapai dengan menggunakan teknologi mutakhir.


2. Negatif

a) Adanya eksploitasi Sumber Daya Alam secara tidak bertanggungjawab sehingga banyak Sumber Daya Alam yang pemanfaatannya kurang dapat dikendalikan.
b) Perusakan ekosistem. IPTEK akan berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup terutama ekosistem hewan dan tumbuhan. Contohnya SDA yang diperoleh di hutan, akan menganggu ekosistem hewan – hewan yang ada didalamnya
c) Ditemukannya bahan-bahan tambahan pada makanan akan menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya, misalnya penggunaan zat warna tidak pada tempatnya akan menimbulkan penyakit kanker.
d) Ditemukannya zat-zat pembasmi jasad pengganggu tanaman (pestisida).

D.   Dampak IPTEK terhadap lingkungan

1. Positif
Pengaruh IPTEK terhadap lingkungan yang paling menonjol yaitu dalam aspek pembangunan.
Dampak positif dari pembangunan yang berupa manfaat yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

2. Negatif
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan adalah dampak pada iklim, kebisingan, kualitas udara, hidrologi, tanah, ekosistem perairan, flora dan fauna, sosial ekonomi, sosial budaya dan dampak pada kesehatan. Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup telah menimbulkan berbagai masalah berikut
a) Mutasi Gen
b) Rumah kaca
c) Hujan Asam
d) Lubang lapisan ozon
e) Pencemaran air



Sumber            :
http://dnf10.blogspot.com/2012/06/ekologi-dan-dampak-iptek-terhadap.html

Ali,Abdulah dan Eni Rahma. MKDU Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

http://rizqa15.student.fkip.uns.ac.id/2012/05/08/dampak-perkembangan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek-bagi-kehidupan-manusia/

Suparwoto. 2008.ILMU PENGETAHUAN ALAM untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan

KIMIA & FISIKA


A. Pengertian Sifat Fisika dan Sifat Kimia

· Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.
· Sifat kimia adalah sifat suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat  jenis baru

1. Sifat Fisika Zat
Zat  adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, setiap zat mempunyai  sifat yang berbeda. Kawat yang terbuat dari tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan.

Sifat yang dapat diamati secara langsung tanpa mengubah susunan zat, misalnya wujud, warna, kelarutan, daya hantar listrik, dan kemagnetan. dinamakan sifat fisika.

Sifat fisika suatu benda, antara lain:
1. Wujud Zat
2. Warna Zat
3. Kelarutan
4. Daya Hantar Listrik
5. Kemagnetan
6. Titik didih dan titik lebur

2. Sifat Kimia Zat
Sifat kimia adalah sifat suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru. Berikut ini beberapa contoh sifat kimia yang dimiliki suatu benda

Sifat kimia suatu benda, antara lain :
1.    Mudah terbakar
2.    Membusuk
3.    Berkarat
4.    Mudah meledak
5.    Beracun


PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru . Salah satu ciri dari perubahan fisika adalah bersifat reversibel artinya dapat kembali ke bentuk semula, contohnya apabila air di panaskan kemudian mendidih, lalu terjadi menguapan, maka uap tersebut dapat kembali menjadi air jika didinginkan.
Jika suatu zat membeku, mendidih, menguap, tersublimasi, atau terkondensasi, maka zat tersebut mengalami perubahan fisika. Pada perubahan ini terjadi perubahan energi, namun jenis zat atau sifat kimianya identitas  tidak mengalami perubahan.

2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru. Ciri-ciri perubahan kimia adalah: terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia. Selama terjadi perubahan kimia, massa zat
sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi.



CONTOH PERUBAHAN FISIKA DAN KIMIA

1. Contoh perubahan fisika adalah :
· Mengembun                           
· Menguap
· Mencair
· Membeku
· Menyumblim
· Mengkristal

2. Contoh perubahan kimia adalah :
a. Apel membusuk
b. Roti basi
c. Besi berkarat

Pemisahan Campuran
Campuran tersusun dari dua zat atau lebih. Sebagai contoh, air laut tersusun dari air, garam, dan zat padat terlarut lainnya. Susu tersusun dari, lemak dan zat padat lain yang terlarut.
Pada bab sebelumnya kamu telah mempelajari bahwa campuran terbentuk dari gabungan beberapa macam unsur dan senyawa. Oleh karena itu, untuk memisahkan komponen-komponen penyusun campuran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai karakteristik sifat zat-zat penyusunnya. 
Pemisahan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara, yakni penyaringan, destilasi, sublimasi, kristalisasi, dan kromatografi.

1. Penyaringan (Filtrasi)
Apakah kamu suka minum es jeruk? Bagaimanakah cara membuatnya? Sebelum disajikan sebagai minuman es jeruk, biasanya air perasan jeruk disaring terlebih dahulu. Mengapa? Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Sebagai contoh, pemisahan pasir dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang berbeda dengan saringan yang digunakan untuk menyaring tepung.

2. Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu cara pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran. Jadi, destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran dari dua atau lebih cairan yang mempunyai titik didih berbeda.

3. Pengkristalan (Kristalisasi)
Nah, sekarang kita akan membahas tentang pemisahan campuran dengan cara kristalisasi atau pengkristalan. Kristalisasi ini banyak dilakukan oleh para pembuat garam/petani garam. Garam dihasilkan melalui cara menguapkan air laut. Prosesnya sederhana, yaitu sebagai berikut. Mula-mula air laut dialirkan ke tambak-tambak dan dibiarkan menguap karena panas matahari hingga beberapa hari. Setelah semua air menguap, akan dihasilkan kristal-kristal garam.

4. Sublimisasi
Sublimisasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau sebaliknya. Pemisahan campuran dengan sublimisasi dilakukan bila zat yang dapat menyublim (misalnya kapur barus/ kamfer) tercampur dengan zat lain yang tidak dapat menyublim (misalnya arang). 

5. Kromatografi
Apakah kromatografi itu? Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Contoh pemisahan secara kromatografi adalah rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak tertentu. Penerapan kromatografi antara lain untuk memisahkan dan mengidentifikasi zat-zat yang kompleks dari zat warna, minuman beralkohol, dan pestisida. 


Referensi
http://tarielestarie35.blogspot.com/

EVOLUSI


Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu, telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai dengan abad ke-18, pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan esensialisme, yaitu pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah alam. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontologi dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah.

Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam.

Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara diterima dengan cepat, namun mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum diterima secara sepenuhnya sampai pada tahun 1940-an. Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa faktor-faktor lainlah yang mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat yang didapatkan (neo-Lamarckisme), dorongan perubahan yang di bawa sejak lahir (ortogenesis), ataupun mutasi besar-besaran secara tiba-tiba (saltasi). Sintesis seleksi alam dengan genetika Mendel semasa 1920-an dan 1930-an memunculkan bidang disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan 1940-an, populasi genetika berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya, memungkinkan penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.

Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi pada populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil menghasilkan model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi dan perbandingan anatomi mengijinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih mendetail. Setelah kebangkitan genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang evolusi molekuler yang berdasarkan pada kajian urutan protein, uji imunologis, RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi yang berpusat pada gen muncul pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler netral. Pada akhir abad ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan merombak pohon kehidupan ke dalam tiga sistem domain. Selain itu, ditemukan pula faktor-faktor tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat sejarah evolusi menjadi lebih kompleks.

Beberapa penyebab perubahan pada makhluk hidup yaitu:
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
• memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
• mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
• mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
• bereproduksi.
• merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:

• Adaptasi Morfologi
adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat
dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.

• Adaptasi Fisiologi
adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa
berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya 
enzim selulase oleh hewan memamah biak. 

Contoh adaptasi Fisiologi pada Manusia :
• Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit
dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini 
disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen.

Adaptasi fisiologi ada yang bersifat reversibel atau dapat kembali kekondisi awal. Contohnya, jika seseorang yang biasa hidup di daerah pantai berpindah ke daerah pegunungan yang tinggi. Maka akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu meningkatnya jumlah butuir-butir sel darah merah (eritrosit). Namun, jika orang tersebut kembali ke dataran, maka secara perlahan jumlah eritrosit akan turun atau normal seperti semula.

Adaptasi Tingkah Laku
adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies.

Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X, serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").


Sumber 
http://id.wikipedia.org/wiki/Adaptasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam 
http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pemikiran_evolusi


Geografi Kehidupan Manusia


1.Faktor Lingkungan
Suatu faktor yang menentukan adanya perbedaan- perbedaan jenis-jenis makluk hidup yang tinggal di suatu tempatdi permukaan buni ini adalah lingkungan hidup dari tempat itu. Lingkungan hidup ini termasuk lingkungan abiotik, misalnya tanah, air, dan iklim di tempat itu.

2.Faktor Sejarah
Faktor sejarah yang di maksud disini adalah sejarah geologi. Dulu ( 200 juta tahun yang lalu hanya ada satu benua :kemudian benua itu retak dan bergeser pergeseran itu berlangsung secara lambat dan akhirnya terjadilah 5 benua. Jadi pergeseran dimulai pada zaman mesozoikum sampai awal cenozoikum hingga bentuknya yang sekarang. Sejarah geologi itu ikut menentukan geografi kehidupan di bumi baik ditinjau dari persamaan ,perbedaan makluk hidup.

3.Faktor Hambatan Penyebaran
Kita megetahui bahwa semua makluk hidup itu berkembang biak. Misalnya bagi makluk daratan, air merupakan hambatan sedangkan sebaliknya bagi makluk air, daratan merupakan hambatan. Daratan yang sempit juga dapat merupakan hambatan.

4.Geografi Tumbuhan
Tumbuhan memegang peranan penting dalam menentukan geografi makluk hidup ,karna ia merupakan titik awal dari kehidupan. Tumbuhan sangat peka terhadap lingkungan fisik, oleh karna itu dapat dengan mudah mengamati adanya perbedaan jenis tumbuhan pada daerah dengan iklim yang sama.

5.Goegrafi Hewan
Atas dasar faktor yang mempengaruhi variabilitas dan penyebaran terhadap makluk hidup yang sudah dijelaskan , maka dunia ini dapat dibagi menjadi 6 daerah.
a.Palaeartic ( eropa dan asia utara )
b.Ethiopian ( efrika dan semenanjung arab )
c.Oriental ( asia selatan dan Indonesia )
d.Australian ( Australian dan sekitarnya )
e.Neartic ( amerika utara dan Greenland )
f.Neotropical ( amerika selatan dan tengah )

Sejarah Perkembangan Manusia
Manusia adalah makluk hidup yang mempunyai derajat peling tinggi. Pada tahun 1856, di jerman secara kebetulan ditemukan fosil tengkorak manusia. Pada tahun 1871 Darwin menerbitkan buku yang berjudul the descent of man tentang adsal mulanya manusia.didalam klasifikasi, manusia sebagai homa sapiens termasuk ordo primata.

Persamaan cirri-ciri adalah sebagi berikut :
a.Mata frontal menghadap ke muka
b.Ibu jari pada tangkai depan dapat digerakkan kesegala jurusan
c.Letak kelenjar susu didada
d.Bentuk rahim simpleks.

Kaki manusia yang lebih panjang daripada lengannya merupakan suatu hal yang membedakannya dengan primate lainya. Kepala manusia terletak pada tulang belakang yang demikian rupa sehingga memungkinkan manusia untuk dapat melihat lurus kedepan jika berdiri tegak.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gorilla dan simpanse mempunyai hubungan kekerabatan yang erat dengan manusia.hanya terdapat sedikit perbedaan dalam hal susunan haemoglobin antara kedua jenis primata tersebut dengan manusia.

Hewan pertama dari ordo primate diduga telah ada kira- kira 75 juta tahun yang lalu. Makin tinggi tingkat perkembangan hewan primata, makin tangkas hewan itu menggunakan tangannya dan volume otak makin besar. Evolusi primate dapat diikuti dari tinggkatan yang paling primitive sampai manusia yang familia tupaiidae, lemuridae, pongidae, sampai homonidae.

Beberapa Penemuan Manusia Purba Atu Pra-Manusia
Pada tahun 1924, Raymond dart seorang ahli anatomi di afrika selatan telah menemukan fosil yang kemudian diberinama australopitbecus africanus. Bentuk fosil ini hamper menyerupai kepala simpanse muda, tetapi giginya menyerupai gigi manusia sekarang dan mingkin dapat berjalan tegak.

Seorang dokter belanda Eugene dubois pada tahun 1887 di daerah trinil ditepi Begawan solo menemukan fosil berupa rahang, beberapa gigi dan sebagian dari tulang tengkorak dan juga tulang paha.fosil ini diberi nama pithecanthropus erectus atau homa erectus.

Pada tahun 1929davidson black dan w.c. pei menemukan di [eking fosil manusia purba yang dinamakan sinantropus pekinensis. Volume otaknya antara 900 – 1.200 cc, telah menggunakan senjata dan alat yang terbuat dari tulang dan batu.

Di jerman ditemukan pula fosil tulang dari zaman paleistosin setingkat dengan pitecantropus dan sinantropus disebut hama heidelbergensis.kemudian ditimur tengah juga ditemukan fosil-fosil manusia dari zaman 100.000 – 300.000 tahun yang lalu.


SUMBER :
http://hendynkg.blogspot.com/2011/05/geografi-kehidupan-di-bumi-dan-manusia.html/07/03/2013