Tugas Kelompok 1
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
Kebutuhan Berafiliasi,
Introversi Kepribadian Serta Ketergantungan pada Facebook pada Mahasiswa
Disusun Oleh
Nama : 1. Desba Nurshafitri 12513200
2.
Edwin Rico R. 12513775
Kelas :
4PA11
Mata Kuliah : Sistem Informasi Psikologi
Depok
2016
Kebutuhan
Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta Ketergantungan pada Facebook pada Mahasiswa
A.
Rangkuman Jurnal
Pada penelitian yang berjudul “Kebutuhan
Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta Ketergantungan Pada Facebook Pada Mahasiswa” bertujuan untuk
mengetahuai keterkaitan antara introversi kepribadian dengan ketergantungan
terhadap facebook. Penelitian ini
memiliki 3 hipotesis yang pertama yaitu ada hubungan antara kebutuhan
berafiliasi dan introversi kepribadian dengan ketergantungan facebook. Hipotesis kedua yang diajukan
ada hubungan positif antara kebutuhan berafiliasi dengan ketergantungan facebook. Hipotesis ketiga yang diajukan
adalah ada hubungan positif antara introversi kepribadian dengan ketergantungan
facebook. Penelitian ini menggunakan
3 skala secara bersamaan yaitu skala ketergantungan facebook, skala kebutuhan berafiliasi, dan skala introversi
kepribadian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa UNISSULA yang berjumlah 167
orang.
Hasil penelitian menunjukan hipotesis
pertama diterima yaitu ada hubungan yang sangat signifikan antara kebutuhan
berafiliasi dan introversi kepribadian dengan ketergantungan facebook dikarenakan sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Yanuar (Dyah, 2009) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor
internal ketergantungan facebook adalah kepribadian, diluar faktor internal
lainnya yaitu kontrol diri, minat, motif, pengetahuan, dan usia. Berkaitan
dengan penggunaan media, Katz (Rakhmat, 2000) mendefinisikan beberapa pemenuhan
kebutuhan menjadi: kebutuhan kognitif, afeksi, integrasi sosial, integratif
sosial (dorongan afiliasi) dan kebutuhan pelarian.
Hipotesis kedua ditolak yaitu ada
hubungan negatif yang signifikan antara kebutuhan berafiliasi dengan
ketergantungan facebook dikarenakan individu
dengan kebutuhan afiliasi tinggi dalam hal ini lebih
memilih melakukan hubungan sosialnya secara langsung pada realitas nyata bukan
secara virtual yakni melalui facebook.
Hipotesis ketiga diterima yaitu ada
hubungan positif yang signifikan antara introversi kepribadian dengan
ketergantungan facebook dikarenakan sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Fulk (1990) bahwa pemilihan media dipengaruhi
tidak hanya oleh karakteristik media yang digunakan tetapi juga oleh
karakteristik individu dan konteks sosial dengan siapa individu berhubungan.
Karakteristik individu adalah kepribadian (Minsky & Marin, 1999). Individu
dengan introversi kepribadian dapat menggunakan media facebook untuk
menumpahkan segala pikiran dan perasaan dengan orang lain tanpa harus
berhadapan langsung (Itriyah, 2004). Individu introvert cenderung menggunakan
IT untuk aktivitas solitaire, misalnya browsing informasi dan membaca berita
(Maldonado, dkk, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa ketergantungan facebook dalam
penelitian ini berkategori mendekati sedang. Dan menunjukkan bahwa kebutuhan
berafiliasi dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi. Serta menunjukkan
bahwa introversi kepribadian dalam penelitian ini mendekati sedang.
B.
Kelebihan
1.
Kelebihan
dari penelitian ini adalah penjelasan yang diberikan oleh peneliti sudah cukup
jelas sehingga membuat pembaca tidak perlu membaca ulang penelitiannya untuk
memahami isi dari penelitian.
2.
Subjek
dalam penelitian ini sudah cukup mewakili dari sebagian populasi yang ada.
3.
Penjelasan
pada abstrak yang cukup jelas sehingga memudahkan pembaca untuk melakukan
review terhadap jurnal tersebut.
4.
Teori
yang digunakan dalam penelitian ini cukup lengkap.
C.
Kekurangan
1.
Di
hasil tidak menjabarkan dengan grafik sehingga pembaca harus teliti dalam
membaca hasil secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
http://fpsi.unissula.ac.id/images/5%20pibadi%20pratiwi%20brotowidagdo.pdf (diakses
pada hari jumat, 28 oktober 2016, pukul 15:13)
Tugas Kelompok 2
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
APLIKASI TEST IQ BERBASIS MOBILE
Disusun Oleh
Nama : 1. Desba Nurshafitri 12513200
2.
Edwin Rico R. 12513775
Kelas :
4PA11
Mata Kuliah : Sistem Informasi Psikologi
Depok
2017
1.
Identifikasi
masalah
Berkembangnya
perangkat mobile serta teknologi yang menyertainya akan sangat berpengaruh pada
perkembangan aplikasi mobile. Karena aplikasi mobile merupakan salah satu
saranan untuk menyampaikan informasi. Dengan adanya perkembangan tersebut
akhirnya memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan kita yang salah
satunya adalah pada bidang telekomunikasi.
Saat
ini penggunaan fasilitas aplikasi mobile banyak digunakan disegala bidang
seperti bidang kedokteran, pariwisata, perbankan, dan lainnya karena dapat
memudahkan seseorang untuk mengakses data. Hal ini tidak menutup kemungkinan
untuk mengembangkan suatu aplikasi yang utuh untuk melatih kemampuan otak
seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak,
memahami gagasan, daya ingat, penalaran, dan kecepatan perseptual dengan
menggunakan tes IQ. Tes IQ adalah sebuah metode untuk mengetahui kinerja atau
kemampuan otak dengan mengerjakan beberapa tes.
2.
Analisis
masalah
Tes
IQ adalah sebuah metode untuk mengetahui kinerja atau kemampuan otak dengan
mengerjakan beberapa tes. Tes ini menuntut seseorang meningkatkan kemampuan dan
kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu.
Pelayanan tentang tes IQ saat ini masih bersifat manual jadi dalam
penggunaannya kurang efisien sehingga perlu diterapkan suatu sistem informasi
berbasis mobile untuk membantu melatih kinerja otak yang lebih efektif dan
efisien dan bisa digunakan dimana saja.
Diharapkan
pelayanan tes IQ ini dapat memberikan media untuk melatih dan meningkatkan
kinerja otak, serta media ini menjadi solusi yang lebih efisisen dan lebih
efektif dibandingkan dengan sistem yang sudah ada.
3.
Analisis
kebutuhan
a. Analisis
kebutuhan data
b.
Fungsional
Kebutuhan
fungsional berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem,
yaitu:
1) Sistem
mampu untuk menampilkan soal
2) Sistem
mampu memberikan pilihan jawaban
3) Sistem
mampu menghitung jawaban yang benar
4) Sistem
mampu menampilkan nilai
5) Sistem
dapat menampilkan petunjuk penggunaan
c.
Nonfungsional
Kebutuhan
nonfungsional menjabarkan apa saja yang harus dimiliki oleh sistem agar dapat
berjalan. Kebutuhan fungsional meliputi:
1)
Kebutuhan
perangkat keras
Perangkat keras yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah telepon seluler ataupun mobile device
lainnya, yang akan digunakan untuk implementasi aplikasi ini adalah Nokia
C2-01.
2)
Kebutuhan
perangkat lunak
Perangkat lunak yang
dibutuhkan pada saat tahap pembuatan adalah Java
Development Kit 6 update 20, Netbeans 6.8, dan Mozilla Firefox serta Sistem
Operasi Windows 7. Sedangkan untuk perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat
implementasi adalah Java MIDP 2.0
CLCD 1.1
3) Kebutuhan Brainware
Untuk mewujudkan sistem
ini maka diperlukan seorang analis dan programer pada tahap pembuatan
1) Analis
2) Programer
4.
Tahap Perancangan
a. Struktur
Navigasi
1.
Saat ingin
memulai tes lebih baik tampilkan instruksi pengerjaan terlebih dahulu sebelum
masuk ke soal.
2.
Dan untuk
pilihan jawaban lebih baik ditambah menjadi empat atau lima agar user bisa lebih bervariasi dalam memilih
jawaban.
b. Struktur Interface
1.
Tampilan pilihan “exit” lebih baik diletakkan di
sebelah kanan dan pilihan “pilih” lebih baik diletakkan di sebelah kiri.
2.
Pada tampilan
awal dan tampilan dalam tes dibuat bervariasi latarnya agar membuat user menjadi lebih tertarik dalam
mengerjakan.
3.
Jika pada saat
selesai mengerjakaan dan keluar hasil yang tidak memuaskan alangkah baiknya
dibuat agar tidak ada kata-kata yang dapat mengganggu psikis user.
Sumber : Huda, M. S. (2012). Aplikasi
tes iq berbasis mobile. Jogjakarta : Sistem Informasi AMIKOM.