Senin, 09 Januari 2017

Tugas Kelompok Sistem Informasi Psikologi

Tugas Kelompok 1

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI

Kebutuhan Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta Ketergantungan pada Facebook pada Mahasiswa



Disusun Oleh

Nama            : 1. Desba Nurshafitri        12513200
                          2. Edwin Rico R.             12513775
                        Kelas             : 4PA11
                        Mata Kuliah : Sistem Informasi Psikologi

Depok

2016


Kebutuhan Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta Ketergantungan pada Facebook pada Mahasiswa
A.   Rangkuman Jurnal
Pada penelitian yang berjudul “Kebutuhan Berafiliasi, Introversi Kepribadian Serta Ketergantungan Pada Facebook Pada Mahasiswa” bertujuan untuk mengetahuai keterkaitan antara introversi kepribadian dengan ketergantungan terhadap facebook. Penelitian ini memiliki 3 hipotesis yang pertama yaitu ada hubungan antara kebutuhan berafiliasi dan introversi kepribadian dengan ketergantungan facebook. Hipotesis kedua yang diajukan ada hubungan positif antara kebutuhan berafiliasi dengan ketergantungan facebook. Hipotesis ketiga yang diajukan adalah ada hubungan positif antara introversi kepribadian dengan ketergantungan facebook. Penelitian ini menggunakan 3 skala secara bersamaan yaitu skala ketergantungan facebook, skala kebutuhan berafiliasi, dan skala introversi kepribadian. Subjek penelitian ini  adalah mahasiswa UNISSULA yang berjumlah 167 orang.
Hasil penelitian menunjukan hipotesis pertama diterima yaitu ada hubungan yang sangat signifikan antara kebutuhan berafiliasi dan introversi kepribadian dengan ketergantungan facebook dikarenakan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Yanuar (Dyah, 2009) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor internal ketergantungan facebook adalah kepribadian, diluar faktor internal lainnya yaitu kontrol diri, minat, motif, pengetahuan, dan usia. Berkaitan dengan penggunaan media, Katz (Rakhmat, 2000) mendefinisikan beberapa pemenuhan kebutuhan menjadi: kebutuhan kognitif, afeksi, integrasi sosial, integratif sosial (dorongan afiliasi) dan kebutuhan pelarian.
Hipotesis kedua ditolak yaitu ada hubungan negatif yang signifikan antara kebutuhan berafiliasi dengan ketergantungan facebook dikarenakan individu dengan kebutuhan afiliasi tinggi dalam hal ini lebih memilih melakukan hubungan sosialnya secara langsung pada realitas nyata bukan secara virtual yakni melalui facebook.
Hipotesis ketiga diterima yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara introversi kepribadian dengan ketergantungan facebook dikarenakan sesuai dengan yang diungkapkan oleh Fulk (1990) bahwa pemilihan media dipengaruhi tidak hanya oleh karakteristik media yang digunakan tetapi juga oleh karakteristik individu dan konteks sosial dengan siapa individu berhubungan. Karakteristik individu adalah kepribadian (Minsky & Marin, 1999). Individu dengan introversi kepribadian dapat menggunakan media facebook untuk menumpahkan segala pikiran dan perasaan dengan orang lain tanpa harus berhadapan langsung (Itriyah, 2004). Individu introvert cenderung menggunakan IT untuk aktivitas solitaire, misalnya browsing informasi dan membaca berita (Maldonado, dkk, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan facebook dalam penelitian ini berkategori mendekati sedang. Dan menunjukkan bahwa kebutuhan berafiliasi dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi. Serta menunjukkan bahwa introversi kepribadian dalam penelitian ini mendekati sedang.
B.   Kelebihan
1.      Kelebihan dari penelitian ini adalah penjelasan yang diberikan oleh peneliti sudah cukup jelas sehingga membuat pembaca tidak perlu membaca ulang penelitiannya untuk memahami isi dari penelitian.
2.      Subjek dalam penelitian ini sudah cukup mewakili dari sebagian populasi yang ada.
3.      Penjelasan pada abstrak yang cukup jelas sehingga memudahkan pembaca untuk melakukan review terhadap jurnal tersebut.
4.      Teori yang digunakan dalam penelitian ini cukup lengkap.
C.   Kekurangan
1.      Di hasil tidak menjabarkan dengan grafik sehingga pembaca harus teliti dalam membaca hasil secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
http://fpsi.unissula.ac.id/images/5%20pibadi%20pratiwi%20brotowidagdo.pdf  (diakses pada hari jumat, 28 oktober 2016, pukul 15:13)



Tugas Kelompok 2

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI

APLIKASI TEST IQ BERBASIS MOBILE




Disusun Oleh

Nama            : 1. Desba Nurshafitri        12513200
                          2. Edwin Rico R.             12513775
                        Kelas             : 4PA11
                        Mata Kuliah : Sistem Informasi Psikologi
  
Depok
2017


1.      Identifikasi masalah
Berkembangnya perangkat mobile serta teknologi yang menyertainya akan sangat berpengaruh pada perkembangan aplikasi mobile. Karena aplikasi mobile merupakan salah satu saranan untuk menyampaikan informasi. Dengan adanya perkembangan tersebut akhirnya memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan kita yang salah satunya adalah pada bidang telekomunikasi.
Saat ini penggunaan fasilitas aplikasi mobile banyak digunakan disegala bidang seperti bidang kedokteran, pariwisata, perbankan, dan lainnya karena dapat memudahkan seseorang untuk mengakses data. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan suatu aplikasi yang utuh untuk melatih kemampuan otak seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, daya ingat, penalaran, dan kecepatan perseptual dengan menggunakan tes IQ. Tes IQ adalah sebuah metode untuk mengetahui kinerja atau kemampuan otak dengan mengerjakan beberapa tes.

2.      Analisis masalah
Tes IQ adalah sebuah metode untuk mengetahui kinerja atau kemampuan otak dengan mengerjakan beberapa tes. Tes ini menuntut seseorang meningkatkan kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Pelayanan tentang tes IQ saat ini masih bersifat manual jadi dalam penggunaannya kurang efisien sehingga perlu diterapkan suatu sistem informasi berbasis mobile untuk membantu melatih kinerja otak yang lebih efektif dan efisien dan bisa digunakan dimana saja.
Diharapkan pelayanan tes IQ ini dapat memberikan media untuk melatih dan meningkatkan kinerja otak, serta media ini menjadi solusi yang lebih efisisen dan lebih efektif dibandingkan dengan sistem yang sudah ada.


3.      Analisis kebutuhan
a.       Analisis kebutuhan data
b.      Fungsional
Kebutuhan fungsional berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem, yaitu:
1)      Sistem mampu untuk menampilkan soal
2)      Sistem mampu memberikan pilihan jawaban
3)      Sistem mampu menghitung jawaban yang benar
4)      Sistem mampu menampilkan nilai
5)      Sistem dapat menampilkan petunjuk penggunaan

c.       Nonfungsional
Kebutuhan nonfungsional menjabarkan apa saja yang harus dimiliki oleh sistem agar dapat berjalan. Kebutuhan fungsional meliputi:
1)      Kebutuhan perangkat keras
Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah telepon seluler ataupun mobile device lainnya, yang akan digunakan untuk implementasi aplikasi ini adalah Nokia C2-01.
2)      Kebutuhan perangkat lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat tahap pembuatan adalah Java Development Kit 6 update 20, Netbeans 6.8, dan Mozilla Firefox serta Sistem Operasi Windows 7. Sedangkan untuk perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat implementasi adalah Java MIDP 2.0 CLCD 1.1
3)      Kebutuhan Brainware
Untuk mewujudkan sistem ini maka diperlukan seorang analis dan programer pada tahap pembuatan
1)      Analis
2)      Programer
4.      Tahap Perancangan
a.      Struktur Navigasi
1.      Saat ingin memulai tes lebih baik tampilkan instruksi pengerjaan terlebih dahulu sebelum masuk ke soal.
2.      Dan untuk pilihan jawaban lebih baik ditambah menjadi empat atau lima agar user bisa lebih bervariasi dalam memilih jawaban.
b.      Struktur Interface
1.      Tampilan  pilihan “exit” lebih baik diletakkan di sebelah kanan dan pilihan “pilih” lebih baik diletakkan di sebelah kiri.
2.      Pada tampilan awal dan tampilan dalam tes dibuat bervariasi latarnya agar membuat user menjadi lebih tertarik dalam mengerjakan.
3.      Jika pada saat selesai mengerjakaan dan keluar hasil yang tidak memuaskan alangkah baiknya dibuat agar tidak ada kata-kata yang dapat mengganggu psikis user.

Sumber : Huda, M. S. (2012). Aplikasi tes iq berbasis mobile. Jogjakarta : Sistem Informasi AMIKOM.

Analisis Test Intellegensi Manual dan Test Intellegensi Online atau Berbasis Komputer

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI

Analisis Test Intellegensi Manual dan Test Intellegensi Online atau Berbasis Komputer



Disusun Oleh
Nama              : Desba Nurshafitri
NPM               : 12513200
                        Kelas               : 4PA11
                        Mata Kuliah   : Sistem Informasi Psikologi

Depok

2016

Tes Intelegensi
Istilah inteligensi banyak sekali didengar dan dipergunakan oleh masyarakat luas. Pada umumnya, masyarakat akan mendefinisikan inteligensi sebagai kecerdasan, kepintaran, atau kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Definisi yang disebutkan masyarakat ini tentu saja tidak jauh berbeda dengan definisi yang dinyatakan oleh para ahli. Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberi batasan yang jelas mengenai inteligensi, karena inteligensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi. Para ahli lebih memusatkan perhatian kepada perilaku inteligen, seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat, kreativitas yang tinggi, atau daya imajinasi yang berkembang.
Jenis dari Tes Intelegensi
Ada banyak jenis Tes Inteligensi, yang dikembangkan sesuai masing-masing asumsi dari beberapa tokoh. Berdasarkan target usia, beberapa jenis Tes Inteligensi tersebut ada yang ditujukan untuk anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Berdasarkan jumlah subjek, Tes Inteligensi dibedakan menjadi Tes Inteligensi Individual dan Tes Inteligensi aKelompok atau Klasikal. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa jenis Tes Inteligensi.
1.     Colors Progressive Matrices (CPM)
Tes ini ditujukan untuk anak usia 1 - 5 tahun, orang lanjut usia, anak defective atau memiliki keterbatasan mental. Tes ini terdiri dari 36 soal dalam seri : A, AB dan B. Aspek yang diukur adalah berpikir logis, kecakapan pengamatan ruang, kemampuan memahami hubungan antara keseluruhan dan bagian (kemampuan analisa & kemampuan integrasi), kemampuan berpikir analogi.
2.     Standard Progressive Matrices (SPM)
Tes ini bersifat nonverbal. Raven menyebut skala ini sebagai tes kejelasan pengamatan dan kejelasan berfikir, bukan tes inteligensi umum. Tes ini terdiri dari terdiri dari 60 soal dikelompokan dalam 5 seri, dengan waktu 30 menit. Tes ini ditujukan untuk usia 6 - 65 tahun. SPM tidak memberikan angka IQ, tetapi menyatakan hasil dalam tingkat intelektualitas, menurut besarnya skor dan usia subjek, yaitu Grade I kapasitas intelektual Superior, Grade II kapasitas intelektual di atas rata-rata, Grade III kapasitas intelektual rata-rata, Grade IV kapasitas intelektual di bawah rata-rata, Grade V kapasitas intelektual terhambat.
3.     Advance Progressive Matrices (APM)
Tes ini disusun oleh J.C Raven pada tahun 1943. Tes ini terdiri dari dua set dan bentuknya non-verbal. Set 1 disajikan dalam 12 butir soal, sedangkan Set 2 berisikan 36 butir soal. Tujuan dari tes ini adalah membedakan antara individu yang berkemampuan intelektual normal dengan yang lebih dari normal bahkan yang superior, untuk analisis klinis, mengukur kemampuan observasi dan kejelasan berpikir, untuk kecepatan dan ketepatan kemampuan intelektual.
Ketiga jenis tes intelegensi di atas semua dilakukan secara manual yaitu dengan adanya tester dan testee. Tetapi pada saat ini sudah ada tes IQ yang berbasis komputer yaitu tes IQ online.
Situs http://www.tes-iq.com/ merupakan salah satu situs penyedia tes IQ secara online. Pada saat membuka situs tersebut kita akan  melihat tampilan seperti di bawah.

Kita hanya tinggal mengklik take the test dan kita langsung mengikuti test IQ.

Analisa Tes IQ Manual dengan Tes IQ Berbasis Komputer
Tes IQ yang dulu biasa dilakukan secara manual yaitu dengan adanya tester dan testee yang membutuhkan biaya untuk melaksanakannya pada saat ini bisa dilakukan dengan cara online dan tanpa biaya hanya membutuhkan koneksi internet dan komputer/laptop. Namun walau keduanya sama-sama tes yang mengukur intelegensi pasti memiliki perbedaan. Dan perbedaan yang paling mencolok adalah hasilnya. Jika tes IQ yang dilakukan secara manual hasilnya tidak bisa langsung keluar setelah tes selesai, lain halnya dengan tes IQ yang dilakukan secara online yang hasilnya bisa langsung kita ketahui setelah tes selesai. Dan juga di tes yang dilakukan secara manual hasil tes berupa skor dan penjelasan dari skornya, sedangkan yang dilakukan secara online hanya berupa skor saja dan tanpa ada penjelasannya.
Daftar Pustaka
modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/...2011/.../PsikodiagnostikIGP1011TM4.pdf