TUGAS 3 - Contoh Kasus
Contoh Kasus:
Kerjasama antara kantor jasa A dan B, dimana dengan melakukan kerjasama antara dua kantor jasa tersebut dapat menimbulkan konflik. Penggabungan dua organisasi ini harus diselaraskan supaya dapat meminimalisir perbedaan-perbedaan yang ada. Selain latar belakang budaya berbeda, salah satu penyebab munculnya konflik karena perbedaan nilai yang menjadi patokan setiap orang dalam berperilaku. Permasalahan dari sisi lain pun juga dapat dilihat dari hasil wawancara informan yang berasal dari ex kantor B, yang tidak memungkiri adanya konflik interpersonal dalam perusahaan mereka. Di dalam budaya yang baru itu, setiap karyawan dituntut untuk memberikan performa, integritas yang baik kepada perusahaan. Dengan cara tersebut karyawan lebih peduli pada penetapan visi dan misi perusahaan.
Sebelumnya, pada kantor jasa B sudah membuat sebuah program atas penggabungan sistem kerja, pendidikan dan budaya, sehingga menjadi sebuah sistem yang baru dengan mengkolaborasikan dua sistem kerja yang lama tanpa mengesampingkan salah satu sistem kerja perusahaan yang lain. Namun setelah melakukan penggabungan kantor (kerjasama) dari masing-masing karyawan kantor, baik karyawan kantor A ataupun B terjadi persaingan karyawan yang ingin mendapatkan posisi kerja dengan level yang lebih tinggi. Konflik itu wajar adanya, manusia memiliki karakter dan ego yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan sering terjadinya konflik, entah interpersonal maupun konflik lainnya.
Penyelesaian Masalah:
Pada kantor jasa B manajemen konflik lebih memilih untuk meminimalisir konflik yang ada, maka dari setiap divisi memilih cara untuk sering mengadakan pertemuan guna mengakrabkan karyawan satu sama lain. Manajemen konflik lainnya adalah dengan diadakannya Focus Group Discussion. Dalam Focus Group Discussionini mengandung unsur musyawarah dan mufakat juga, seperti pertemuan-pertemuan rutin yang diadakan guna mencapai hasil yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Robbins & Judge (2008), konflik bersifat kontruktif ketika hal tersebut memperbaiki kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong minat dan keinginahuan di antara anggoa-anggota kelompok, menyediakan media atau sarana untuk mengungkapkan masalah dan menurunkan ketegangan, serta menumbuhkan suasana yang mendorong evaluasi diri dan perubahan. Konflik merupakan antidot untuk diskusi kelompok. Karena iu konflik dapat mendorong diciptakan dan dikemukakannya ide-ide baru, mempromosikan peninjauan ulang aas tujuan dan kegiatan kelompok, serta meningkatkan kemampuan kelompok itu untuk menanggapi perubahan.